Namanya juga anak, sama seperti anak pada umumnya karena ketidak
tahuannya, jika diberitahu seringkali tidak memperhatikan. Berulang
kali ibunya memberitahu jangan memanjat nanti jatuh, "iya iya".... tapi
seringkali kedapatan Si Konyol melakukannya, dasar anak anak....
Seperti
halnya anak seusianya, yang baru masuk sekolah dasar, bermain layang
layang menjadi kegemarannya, biasanya Si Konyol bermain layang layang
di sawah maklum rumah orang tuanya tergolong rumah mewah (mempet sawah
), namun kali ini Si Konyol yang lagi main di rumah mbahnya yang
termasuk kawasan padat penduduk, tidak memungkinkan untuk "manjer
layangan di sawah", entah apa yang ada dipikiran Si Konyol, saat tante
dan mbahnya lagi istirahat siang dia asyik bermain... dan mulailah Si
Konyol memanjat tembok belakang rumah, trus ke atap bangunan belakang
rumah yang difungsikan untuk toilet dan tempat mencuci, lha atapnya
terbuat dari asbes yang sudah lama dan sebagian sudah retak.....
Dasar
si Konyol, yang ada dipikirannya mungkin bisa bermain di atas atap
seperti bermain di sawah sebagaimana dia bermain disawah.....
Brussssss,
ambrol atap setinggi 2,5 m, jatuhlah si Konyol..... entah bagaimana
jatuhnya.... yang jelas yang dia rasakan sakit pergelangan tangan
kirinya.....
Ketika diberitahu anaknya jatuh, Kang Kopyor segera
menyusul, dan kedapatan Si Konyol sedang berbaring menangis merintih
kesakitan, tangan kirinya yang kelihatan tergores, jari-jemarinya
mengembang, saat itu juga Kang Kopyor sambil tersenyum menggoda anaknya
dengan memberi uang pada tangan kiri Si Konyol..... "masih bisa pegang
uang gini kok, nggak apa-apa", seloroh Kang Koplak sambil menghibur
anaknya dan melakukan diangnosa sederhana untuk mengetahui seberapa
parah luka anaknya, kontan disambut dengan tawa mbah dan paman Si
Konyol
Dalam hati Kang Koplak bersyukur lukanya tidak parah......
Setelah
memegang uang, Si Konyol segera melepaskannya dan meminta untuk di bawa
ke "sapar sapi" begitu keinginan yang diminta anak Kang Koplak,
menyebut pasar sapi tempat dimana ahli pijat/tulang tradisonal praktek
seorang wanita agak tua yang mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk
membantu orang....... maklum beberapa kali Si Konyol jatuh, setelah di
bawa kesana hasilnya sembuh dan di rasa baik oleh Si Konyol
Sampai
ditempat praktek, sudah banyak pasien yang mengantri.... sambil
menangani pasien yang telah divonis operasi oleh dokter, wanita agak
tua ini menganggap wajar jika di vonis operasi sambil mengurut perut
pasien ditanggannya, "wong kondisinya seperti ini, kok bisa bekerja
sampai kondisi perut seperti ini", namun demikian pasien sudah di depan
mata ya sebisa mungkin ditangani, dan selama ini tidak pernah pasang
tarif untuk jasa yang diberikan..... Pada kesempatan berikutnya sambil
tetap menangani pasien didepannya, wanita agak tua ini tanya pada Si
Konyol..... "kenapa?",.... "jatuh karena main layang layang mbah",
jawab Kang Koplak mewakili anaknya.... "Lha iya layang-layang banyak
mencelakakan anak kok masih ada yang jual"..... komentar wanita agak
tua ini mendengar jawaban Kang Koplak. "Lha iya kalau nggak ada yang
jatuh atau sebab lainnya kan nggak ada pasien yang datang mbah", Kang
Koplak bicara dalam hati, nggak sampai keluar dari mulut .
Kalau
dicermati, sedemikian sederhana diagnosa awal yang dilakukan wanita
agak tua ini menganalisa kondisi pasiennya.... jatuh dari main layang
layang tentu berbeda jika luka akibat dihajar orang tuanya, kang Koplak
mecoba mengerti apa yang dilakukan wanita agak tua ini
Sambil
menunggu, Kang Koplak guyonan tanya pada Si Konyol..... "Manjat lagi
?...... Si Konyol pun menjawab lirih "nggak" gedegnya yang
kenceng...... ya begitulah anak, namanya juga anak anak, pasien lain
yang mendengar guyonan Si Konyol dan Kang Koplak pun tersenyum , mungkin yang ada dalam pikiran mereka ini sama bapak sama anak, sama konyolnya
Tidak
berapa lama, tangan Si Konyol sudak dibalut rapi sebagaimana penangan
di sebuah rumah sakit atau lembaga pelayanan kesehatan lainnya....
setelah memberikan uang jasa, mengucapkan terima kasih Kang Koplak
pamitan..... sebelum pulang tanya kepada wanita agak tua ini sambil
berharap doa, "ngak apa apa mbah?"..... "nggak apa apa".... jawab
wanita agak tua ini, semoga jadi doa... pikir Kang Koplak
Baru
saja keluar dari rumah ahli pijat/tulang tradional ini, Si Konyol
bertanya, "ngak bisa dipakai main PS yah?", maklum sebelum ke tempat
praktek ahli pijat/tulang tradisonal ini tadi menyempatkan beli kaset
PS yang diinginkan Si Konyol beberapa hari sebelumnya yang belum sempat
dibeli, untuk mengalihkan rasa sakit Si Konyol
. Mendengar pertanyaan itu Kang Koplak dalam hati, "ini anak seperti
tidak ada kejadian yang menimpa....yang ada dalam pikiran Si Konyol
ternyata bagaimana bisa bermain seperti biasa"
Sesampai
dirumah, seperti ibu pada umumnya melihat kondisi anaknya yang demikian
tentu akan kembali mengingatkan, menumpahkan kekesalan plus kekecewaan
dan kekhawatiran yang tersimpan..... "sudah sering kali diberitahu,
masih aja manjat", demikian ibunya menasehati anaknya yang mencoba
untuk ngalem pada ibunya sambil menahan sakit. Untuk mencairkan suasana
Kang Koplak berkomentar "namanya juga anak, wong orang dewasa aja di
nasehati susahnya bukan main, apalagi anak"
Keesokan
harinya, karena rasa sayangnya pada anak... pelayanan kesehatan telah
dilakukan ahli pijak/tulang tradisional dirasa belum memadahi sebelum
mengetahui dari hasil foto ronsen, maklum ibunya belum tahu kondisi
yang sebenarnya....
Setelah di ronsen, ternyata hasilnya tidak
jauh dari analisa ahli pijat/tulang tradional, tidak ada gejala gambar
yang menunjukkan patah tulang yang serius pada hasil ronsen, menurut
pengamatan Kang Koplak yang awam membaca hasil foto ronsen..... namun
demikian karena sudah di depan mata dokter pun memberikan pelayanan
sesuai standar pelayanan, ya harus di gyp.... akhirnya di gyp.....
Dasar Si Konyol.... dengan tangan di gyp, keesokan harinya main lagi bersama temannya.
Setelah
libur sehari, Si Konyol minta berangkat sekolah, "ngak libur dulu?"
tanya Kang Koplak, di jawab Si Konyol "nggak lari-lari yah", dan
setelah salim dan mengucap salam Si Konyol pun berangkat sekolah......
"semoga lekas sembuh nak", doa Kang Koplak dalam hati melepas Si Konyol
berangkat sekolah.
Sehari sebelumnya tantenya yang masih serumah
dengan mbahnya Si Konyol tanya pada Kang Koplak tentang keadaan Si
Konyol, sambil menyampaikan apa yang terjadi "Lha iya kemarin itu
mandi, habis main sama saudara misannya, kok bisa manjat ke atap itu
bagaimana caranya, nggak ada yang ngerti, katanya mau nginjer layangan"
tante Si Konyol mencoba menjelaskan kejadian sebenarnya......sambil
berharap tidak dipersalahkan atas kejadian ini, kira kira begitu yanga
ada dalam pikiran tante Si Konyol
......... dasar Kang Koplak, enak aja menjawab "semua itu hanya sebab,
kalau harus terjadi ya pasti terjadi"..... dasar Koplak
Tuban, 13 April 2012
Seperti diceritakan Kang Koplak pada Penulis
Sumber : Prolingkungan
Tulisan Lainnya :
Posting Komentar