Kisah Si Konyol....

Sabtu, 21 April 20120 comments

Namanya juga anak, sama seperti anak pada umumnya karena ketidak tahuannya, jika diberitahu seringkali tidak memperhatikan. Berulang kali ibunya memberitahu jangan memanjat nanti jatuh, "iya iya".... tapi seringkali kedapatan Si Konyol melakukannya, dasar anak anak....

Seperti halnya anak seusianya, yang baru masuk sekolah dasar, bermain layang layang menjadi kegemarannya, biasanya Si Konyol bermain layang layang di sawah maklum rumah orang tuanya tergolong rumah mewah (mempet sawah ), namun kali ini Si Konyol yang lagi main di rumah mbahnya yang termasuk kawasan padat penduduk, tidak memungkinkan untuk "manjer layangan di sawah", entah apa yang ada dipikiran Si Konyol, saat tante dan mbahnya lagi istirahat siang dia asyik bermain... dan mulailah Si Konyol memanjat tembok belakang rumah, trus ke atap bangunan belakang rumah yang difungsikan untuk toilet dan tempat mencuci, lha atapnya terbuat dari asbes yang sudah lama dan sebagian sudah retak.....

Dasar si Konyol, yang ada dipikirannya mungkin bisa bermain di atas atap seperti bermain di sawah sebagaimana dia bermain disawah.....

Brussssss, ambrol atap setinggi 2,5 m, jatuhlah si Konyol..... entah bagaimana jatuhnya.... yang jelas yang dia rasakan sakit pergelangan tangan kirinya.....

Ketika diberitahu anaknya jatuh, Kang Kopyor segera menyusul, dan kedapatan Si Konyol sedang berbaring menangis merintih kesakitan, tangan kirinya yang kelihatan tergores, jari-jemarinya mengembang, saat itu juga Kang Kopyor sambil tersenyum menggoda anaknya dengan memberi uang pada tangan kiri Si Konyol..... "masih bisa pegang uang gini kok, nggak apa-apa", seloroh Kang Koplak sambil menghibur anaknya dan melakukan diangnosa sederhana untuk mengetahui seberapa parah luka anaknya, kontan disambut dengan tawa mbah dan paman Si Konyol
Dalam hati Kang Koplak bersyukur lukanya tidak parah......

Setelah memegang uang, Si Konyol segera melepaskannya dan meminta untuk di bawa ke "sapar sapi" begitu keinginan yang diminta anak Kang Koplak, menyebut pasar sapi tempat dimana ahli pijat/tulang tradisonal praktek seorang wanita agak tua yang mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk membantu orang....... maklum beberapa kali Si Konyol jatuh, setelah di bawa kesana hasilnya sembuh dan di rasa baik oleh Si Konyol

Sampai ditempat praktek, sudah banyak pasien yang mengantri.... sambil menangani pasien yang telah divonis operasi oleh dokter, wanita agak tua ini menganggap wajar jika di vonis operasi sambil mengurut perut pasien ditanggannya, "wong kondisinya seperti ini, kok bisa bekerja sampai kondisi perut seperti ini", namun demikian pasien sudah di depan mata ya sebisa mungkin ditangani, dan selama ini tidak pernah pasang tarif untuk jasa yang diberikan..... Pada kesempatan berikutnya sambil tetap menangani pasien didepannya, wanita agak tua ini tanya pada Si Konyol..... "kenapa?",.... "jatuh karena main layang layang mbah", jawab Kang Koplak mewakili anaknya.... "Lha iya layang-layang banyak mencelakakan anak kok masih ada yang jual"..... komentar wanita agak tua ini mendengar jawaban Kang Koplak. "Lha iya kalau nggak ada yang jatuh atau sebab lainnya kan nggak ada pasien yang datang mbah", Kang Koplak bicara dalam hati, nggak sampai keluar dari mulut .

Kalau dicermati, sedemikian sederhana diagnosa awal yang dilakukan wanita agak tua ini menganalisa kondisi pasiennya.... jatuh dari main layang layang tentu berbeda jika luka akibat dihajar orang tuanya, kang Koplak mecoba mengerti apa yang dilakukan wanita agak tua ini

Sambil menunggu, Kang Koplak guyonan tanya pada Si Konyol..... "Manjat lagi ?...... Si Konyol pun menjawab lirih "nggak" gedegnya yang kenceng...... ya begitulah anak, namanya juga anak anak, pasien lain yang mendengar guyonan Si Konyol dan Kang Koplak pun tersenyum , mungkin yang ada dalam pikiran mereka ini sama bapak sama anak, sama konyolnya

Tidak berapa lama, tangan Si Konyol sudak dibalut rapi sebagaimana penangan di sebuah rumah sakit atau lembaga pelayanan kesehatan lainnya.... setelah memberikan uang jasa, mengucapkan terima kasih Kang Koplak pamitan..... sebelum pulang tanya kepada wanita agak tua ini sambil berharap doa, "ngak apa apa mbah?"..... "nggak apa apa".... jawab wanita agak tua ini, semoga jadi doa... pikir Kang Koplak

Baru saja keluar dari rumah ahli pijat/tulang tradional ini, Si Konyol bertanya, "ngak bisa dipakai main PS yah?", maklum sebelum ke tempat praktek ahli pijat/tulang tradisonal ini tadi menyempatkan beli kaset PS yang diinginkan Si Konyol beberapa hari sebelumnya yang belum sempat dibeli, untuk mengalihkan rasa sakit Si Konyol . Mendengar pertanyaan itu Kang Koplak dalam hati, "ini anak seperti tidak ada kejadian yang menimpa....yang ada dalam pikiran Si Konyol ternyata bagaimana bisa bermain seperti biasa"

Sesampai dirumah, seperti ibu pada umumnya melihat kondisi anaknya yang demikian tentu akan kembali mengingatkan, menumpahkan kekesalan plus kekecewaan dan kekhawatiran yang tersimpan..... "sudah sering kali diberitahu, masih aja manjat", demikian ibunya menasehati anaknya yang mencoba untuk ngalem pada ibunya sambil menahan sakit. Untuk mencairkan suasana Kang Koplak berkomentar "namanya juga anak, wong orang dewasa aja di nasehati susahnya bukan main, apalagi anak"

Keesokan harinya, karena rasa sayangnya pada anak... pelayanan kesehatan telah dilakukan ahli pijak/tulang tradisional dirasa belum memadahi sebelum mengetahui dari hasil foto ronsen, maklum ibunya belum tahu kondisi yang sebenarnya....

Setelah di ronsen, ternyata hasilnya tidak jauh dari analisa ahli pijat/tulang tradional, tidak ada gejala gambar yang menunjukkan patah tulang yang serius pada hasil ronsen, menurut pengamatan Kang Koplak yang awam membaca hasil foto ronsen..... namun demikian karena sudah di depan mata dokter pun memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan, ya harus di gyp.... akhirnya di gyp.....

Dasar Si Konyol.... dengan tangan di gyp, keesokan harinya main lagi bersama temannya.
Setelah libur sehari, Si Konyol minta berangkat sekolah, "ngak libur dulu?" tanya Kang Koplak, di jawab Si Konyol "nggak lari-lari yah", dan setelah salim dan mengucap salam Si Konyol pun berangkat sekolah...... "semoga lekas sembuh nak", doa Kang Koplak dalam hati melepas Si Konyol berangkat sekolah.

Sehari sebelumnya tantenya yang masih serumah dengan mbahnya Si Konyol tanya pada Kang Koplak tentang keadaan Si Konyol, sambil menyampaikan apa yang terjadi "Lha iya kemarin itu mandi, habis main sama saudara misannya, kok bisa manjat ke atap itu bagaimana caranya, nggak ada yang ngerti, katanya mau nginjer layangan" tante Si Konyol mencoba menjelaskan kejadian sebenarnya......sambil berharap tidak dipersalahkan atas kejadian ini, kira kira begitu yanga ada dalam pikiran tante Si Konyol ......... dasar Kang Koplak, enak aja menjawab "semua itu hanya sebab, kalau harus terjadi ya pasti terjadi"..... dasar Koplak

Tuban, 13 April 2012
Seperti diceritakan Kang Koplak pada Penulis
Sumber : Prolingkungan

Tulisan Lainnya :
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pantes Bakery - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger